Satu lagi prestasi di torehkan oleh Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana bersama jajarannya. Kota Mataram meraih Predikat BB untuk evaluasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kemenpan-RB Republik Indonesia. Piagam penghargaan tersebut diterima Wali Kota Mataram di ajang Penganugerahan Bersama Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi, dan di serahkan langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PANRB) RI, Azwar Anas Abubakar, pada Selasa (6/12/2022), di Hotel Bidakara, Jakarta.
“Tentu saja capaian BB bukanlah predikat yg tertinggi. Kami tetap bersyukur atas capaian ini, dan terima kasih atas kerja keras tim pokja SAKIP yang terus mengawal proses perbaikan selama ini.” Ujar Wali Kota sesaat setelah menerima penghargaan tersebut.
Hal yang menggembirakan, capaian SAKIP BB oleh Pemerintah Kota Mataram ini, merupakan satu satunya Pemerintah Kota/Kabupaten di Provinsi NTB tahun ini yang di promosi menjadi BB. Ada pun daerah lain masih pada level B dan CC, bahkan C.
Nilai BB adalah nilai simbol akumulatif dari bobot dan kriteria penilaian yang meliputi 5 (lima) aspek dari siklus SAKIP, mencakup 5 komponen penilaian, yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Internal dan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi. Tetapi yang penting adalah, capaian tersebut sudah memberikan isyarat bahwa peta jalan yang dilalui dalam proses dan siklus pembangunan di Kota Mataram sudah “on the right track”.
Dalam evaluasi SAKIP tersebut, para penyelenggara pemerintah sebagai pelayan publik “dituntun”, bahkan setengah dipaksa agar bekerja tidak lagi didasari oleh pemahaman berapa besar dana yang telah dan akan dihabiskan, namun bergeser menjadi berapa besar kinerja yang dihasilkan, dan kinerja tambahan yang diperlukan, agar tujuan yang ditetapkan dalam akhir periode dapat tercapai. Predikat BB atau diatasnya, dianggap sudah dinilai bahwa siklus yang dimulai dari perencanaan, pengukuran, pengendalian dan pelaporan relatif sudah bisa diukur secara rasional dan bisa dipertanggungjawabkan. Hal ini tentu membuat indikator kerja, mulai dari posisi, hendak kemana, bahkan target pencapaian bisa terukur belum, sudah atau melebih ekspektasi bisa lebih mudah terbaca.